Friday 17 April 2020

                   Business Model Canvas
Business Model merupakan gambaran dasar bagaimana sebuah organisasi membuat, mendeliver dan menangkap value yang ada. Business Model bersifat seperti blueprint untuk strategi yang akan diimplementasikan ke seluruh organisasi proses dan sistem. Semua pebisnis harus memiliki pemahaman yang sama terhadap Business Model sehingga diperlukan sebuah konsep yang dapat memberikan satu gambaran standar. 
Business Model Canvas atau biasa disebut dengan BMC merupakan suatu kerangka kerja yang membahas model bisnis dengan disajikan dalam bentuk visual berupa kanvas lukisan, agar dapat dimengerti dan dipahami dengan mudah. Model ini digunakan untuk menjelaskan, memvisualisasikan, menilai dan mengubah suatu model bisnis, agar mampu menghasilkan kinerja yang lebih optimal. 
BMC dapat digunakan untuk semua lini bisnis tanpa terbatas sektor usahanya. BMC sangat membantu untuk mempercepat proses analisis kekuatan dan kekurangan bisnis. Dengan mengetahui kekuatan dan kelemahan, maka analisis kebutuhan dan profit dapat dilakukan dengan cepat. (Wikipedia.) 
Business Model Canvas dapat menjelaskan hubungan sembilan elemen model bisnis (The 9 Building Blocks) yang digambarkan secara visual, sehingga inovasi yang dibuat pada model bisnis perusahaan akan lebih mudah dipahami dan dimengerti. Dan berikut adalah The 9 Building Blocks:

1. Value Proposition, dalam bisnis selalu ada produk atau jasa yang akan ditawarkan. Dalam blok area Value Proposition mencakup produk atau layanan apa yang ditawarkan untuk calon customer.
2. Customer Segments, menjadi blok area yang paling utama karena dari pelanggan lah kita akan mendapatkan pemasukan.
3. Channels, sarana untuk menyampaikan nilai atau manfaat dari kepada customer segment.
4. Customer Relationship, di dalam lingkup ini yang dinilai adalah bagaimana menjalin hubungan dengan pelanggan. Agar pelanggan tidak mudah berpaling ke bisnis yang lain, maka sangat penting untuk menjalin hubungan yang baik. Selain itu, diperlukan juga pengawasan yang ketat dan intensif.
5. Key Activites, mencakup segala aktivitas yang harus dilakukan seorang pelaku bisnis untuk menghasilkan produk atau layanan yang baik dan memuaskan. Yang termasuk dalam lingkup ini adalah branding, packaging, pasaran internet dan lainnya.
6. Key Resources, yang termasuk dalam area Key Resources adalah berbagai sumber daya yang dimiliki pebisnis atau organisasi untuk mewujudkan proposi nilai seperti manusia, brand, peralatan dan teknologi.
7. Key Partnership, berisi pihak-pihak yang menjadi penentu terhadap jalannya suatu bisnis. Key Partnership mempengaruhi suksesnya suatu bisnis. Bisnis yang baik tidak hanya mampu menjalin hubungan dengan para pelanggan saja, tapi juga dengan pihak yang bersangkutan lainnya seperti pemasok dan tim pemasaran.
8. Revenue Stream, model bisnis kanvas adalah mencakup langkah-langkah yang harus dikuasai oleh seorang pebisnis. Seperti pemanfaatan biaya iklan, langganan, penjualan retail, lisensi dan sebagainya.
9. Cost Structure, meliputi biaya-biaya apa saja yang harus dikeluarkan untuk membentuk, memproduksi dan memasarkan produk atau layanan bisnis. Dengan pengelolaan biaya yang benar, bisnis yang kita jalankan akan menjadi lebih efisien, hemat dan meminimalkan risiko kerugian.
Salah satu bentuk contoh dari Business Model Canvas adalah: 

Friday 10 April 2020

Produk dan Penentuan Harga Jual
Selamat pagi / siang / sore / malam sahabat semua, kembali lagi dengan saya yang pada kesempatan kali ini ingin membahas mengenai Produk dan Penentuan Harga Jual dalam berwirausaha.
Setelah melakukan perencanaan aspek pemasaran hendaknya kita menetapkan bagaimana penentuan harga jual dari produk atau jasa yang diberikan. Hal ini tidaklah mudah terutama bagi seorang pebisnis yang baru memulai kariernya dalam dunia bisnis. Jika memberikan harga yang terlalu tinggi, otomatis tidak akan ada banyak pelanggan yang membeli produk atau menggunakan jasa yang kita tawarkan. Ada 2 hal utama yang membuat produk atau jasa yang kita tawarkan walaupun memiliki harga yang mahal, yaitu kualitas dan popularitas.
Popularitas bukan menjadi hal yang diragukan lagi, jika seseorang memiliki popularitas yang tinggi bisa menawarkan produk yang memiliki harga yang tinggi dapat membantu produk itu tetap laku di pasaran. Dikarenakan popularitas memiliki pengaruh yang besar sehingga banyak pelanggan yang rela menghabiskan waktunya untuk membeli produk tersebut bahkan rela meronggoh kocek lebih dalam demi mendapatkan produk yang ditawarkan.
Namun menjadi yang masalah di sini adalah kita merupakan pebisnis yang baru memulai kariernya, jelas kita tidak memberikan bukti kepada banyak pelanggan apakah produk yang kita tawarkan memiliki kualitas yang baik. di bawah ini saya akan memberikan beberapa cara untuk menentukan sebuah harga jual produk. 

Markup Pricing dimana metode ini dilakukan untuk mendapatkan harga jual produk dengan cara menambahkan beberapa persen harga dari pembelian bahan baku. Dengan kata lain, kita harus bisa mengkalkulasi terlebih dahulu berapa modal yang dibutuhkan sebelum mendapatkan markup pricing-nya. Persentase tersebut yang nantinya akan menjadi keuntungan yang bisa kamu raih dari sebuah produk.

Margin Pricing jika markup menggunakan presentase untuk mendapatkan keuntungan, margin pricing merupakan sebuah metode yang sebaliknya. Kita harus menentukan terlebih dahulu berapa besar produk yang akan dijual. Setelah itu, kamu bisa masukkan ke dalam rumus di bawah untuk menentukan berapa besar presentase profit yang diambil, dari situ kita bisa tentukan apakah harga yang diberikan terlalu besar atau tidak. 

Value Based Pricing cara menentukan harga jual sebuah produk paling unik dikarenakan kita akan memberikan harga sesuai dengan nilai yang didapatkan oleh pelanggan. Dengan kata lain pelanggan yang berhak untuk menentukan seberapa mahal barang tersebut. 

Manufacturer Suggested Retail Price atau biasa di kenal dengan harga eceran yang disetarakan, merupakan harga produk yang biasanya sudah disarankan oleh sang pemilik kepada pelanggannya. Pada umumnya MSRP ini hanya digunakan untuk perusahaan manufakturing, salah satunya adalah otomotif atau kendaraan bermotor. 

Keystone Pricing merupakan sebuah metode yang mana digunakan oleh seorang retailer untuk melipatgandakan harga modal dari produk yang akan dijual kepada pelanggan. Cara ini merupakan cara kuno yang telah digunakan toko-toko retailer terkemuka di dunia. Namun cara ini tetap digunakan karena mampu memberikan profit yang lebih besar. Dan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan jika menggunakan metode ini, salah satunya adalah memastikan bahwa produk yang ditawarkan benar-benar berkualitas. 
   Itulah beberapa cara yang dapat saya sarankan mengenai penetapan harga produk, semoga dapat membantu bagi kalian yang ingin memulai kariernya sebagai wirausahawan. Itulah beberapa cara yang dapat saya sarankan mengenai penetapan harga produk, semoga dapat membantu bagi kalian yang ingin memulai kariernya sebagai wirausahawan. 

Thursday 2 April 2020

Aspek Pemasaran dalam Berwirausaha

Dalam berwirausaha tentunya membutuhkan yang dinamakan dengan pemasaran atau marketing, pemasaran menjadi salah satu hal penting yang harus ada ketika kita berwirausaha. Jika berwirausaha namun tidak memiliki strategi pemasaran, maka usaha yang akan kita jalankan menjadi tidak efektif dan efisien. Maka perlu adanya pemasaran, pemasaran sendiri merupakan kegiatan yang dilakukan oleh perusahan untuk mempromosikan suatu produk atau suatu jasa yang mereka punya. Pemasaran ini mencakup pengiklanan, penjualan dan pengiriman produk ke konsumen atau ke perusahaan lain. 
Biasanya dalam melakukan promosi, perusahaan menargetkan orang-orang yang sesuai dengan produk atau jasa dipasarkan. Untuk orang-orang bisa melibatkan selebritas yang memiliki cukup kepopuleran agar bisa mendongkrak produk atau jasa yang ditawarkan. Jika pemasaran dilakukan dengan sesuai targetnya, perusahaan akan mendapatkan banyak konsumen dan keuntungan bisa didapatkan dengan mudah, serta dengan adanya pemasaran dapat memudahkan konsumen untuk mencari kebutuhannya, baik produk maupaun jasa. 
Dalam pemasaran tentu harus mempunyai sebuah strategi, strategi umum dalam pemasaran diantaranya adalah:
1. Produk, kualitas produk yang mampu memuaskan keinginan konsumen serta kuantitas yang mampu memenuhi kebutuhan pasar.
2. Price (harga), mempertimbangkan harga pokok produki dan melakukan perbandingan harga dengan produk sejenis atau serumpun.
3. Place (tempat), lokasi penjualan sebaiknya mempunyai nilai tambah dan memiliki fasilitas yang memuaskan konsumen serta mudah dijangkau oleh para konsumen.
4. Promotion (promosi), melakukan promosi pasar sebegai sarana promosi artinya pasar menjadi tempat memperkenalkan dan menginformasikan suatu barang dan jasa tentang manfaat, keunggulan dan karakteristik khusus pada konsumen. Promosi dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain: memasang spanduk, menyebarkan brosur, pameran dan cara hal lainnya. 
Dalam merintis sebuah usaha, seorang wirausaha harus bisa mengenali analisi SWOT (Strenghts, Weakness, Opportunities dan Threties)
1. Strenghts (kekuatan) memiliki beberapa faktor yang dikategorikan dalam kekuatan, di antaranya:
a) Manajemen yang profesional dan berwibawa.
b) Kemampuan personal pendidikan dan pengalaman relative baik.
c) Dedikasi personal terhadap tugasnya relative tinggi.
2. Weakness (kelemahan) hal-hal yang termasuk dalam kelemahan adalah hal-hal yang berkebalikan dengan Strenghts.
3. Opportunities (peluang-peluang) yang termasuk faktor dari Opportunites di antaranya:
a)   Peraturan pemerintah yang menunjang.
b) Fasilitas atau hak yang diberikan (memperoleh kemudahan izin)
c)  Lingkungan tempat usaha yang memberi kesempatan atau mendukung.
4. Threties (ancaman) faktor yang termasuk ke dalam ancaman di antaranya:
Peraturan pemerintah yang belum jelas.
Pengurusan izin yang terlalu birokratis.
Lingkungan yang kurang memberi kesempatan.